Alland-pun Membaitkan Kata

Dalam pengantar “Buku memorial Sembilan,” sebuah buku kenangan bagi kelas sembilan, yang ditulis oleh Rahmad Maulana Ramadhan (Alland, sapaan akrabnya) terdapat ungkapan perasaan yang menyentuh hati. Sayang, kalau tulisan bagus itu dilewati begitu saja. Sebagai guru yang baik (kira-kira begitu) saya mesti mengapresiasi tulisan itu secara baik pula. Maka tanpa ba-bi-bu lagi saya memposting semua tulisan itu sepenuhnya disini sebagaimana aslinya. Tak sedikitpun dikurangi apalagi ditambah.

Menarik! Kenapa saya katakan demikian. Karena buku kenangan tersebut dirancang sendiri oleh anak-anak. Termasuk desain dan tata letaknya (lay out). Mereka mendesain buku kenangan tersebut menggunakan CorelDraw, sebuah program aplikasi desain yang mudah difahami. Urusan desainnya ditangani oleh Danar, selebihnya dibantu oleh Alland.

Danar (Danar Rifa’i, lengkapnya) memang memiliki kemampuan menonjol dalam bidang ini. Maka sudah barangtentu teman-temannya mendaulat dirinya untuk mengurusi perkara ini. Kapan-kapan kalau ada senggang waktu saya akan menuangkan kesan mendalam saya terhadapnya di blog ini. Insya Allah.

Saya pikir semua guru mesti membaca barisan kata yang ditorehkan oleh Alland ini. Sejauh yang saya tahu, ia membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menyusunnya. Maklum, menulis bagi sebagian kalangan bukanlah hal yang mudah. Tetapi saya mengapresiasi baik tulisan ini sebagai sumbangsih yang mendalam terhadap nilai-nilai moral secara umum. Tulisan yang bagus. Semoga kelak ia dapat mengembangkannya lebih baik lagi. Syukur-syukur menjadi seorang penulis, semoga saja. Amin. Selebihnya silahkan dibaca:

Tulungagung, 28 Juni 2008


Sebuah Pengantar

Hanya karena kasih sayang Allah yang Maha Kuasa dan semangat untuk berbagi dalam suka dan duka, baik bersama atau berpisah, kami dapat merampungkan memorial kecil Alumni SMP Islam Al-Azhaar Tulungagung Tahun Ajaran 2007-2008 ini.

Kami berharap, semoga saja memorial kecil ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun, terutama teman-teman satu angkatan. Paling tidak, memorial kecil ini sedikit memberikan bukti betapa dulu kita pernah bersama mengenyam pendidikan, berbagi suka dan duka, menikmati indah tawa dan getir kecewa. Kita pun tahu, kalau dulu kita sering membuat guru-guru mengurut dada menyaksikan kenakalan kita yang barangkali kelewat batas. Kita tak tahu, betapa cintanya mereka pada para santrinya. Betapa berharapnya mereka akan kebaikan pada diri kita. Walau jujur, ada dari mereka yang tak kita suka. Terkadang omongan pun secara liar bertaburan mengeluarkan aroma tak sedap. Namun, kita sadari bahwa itu bukanlah bentuk kebencian. Tapi hanyalah kekhawatiran kalau kita terjerumus dalam perbuatan yang tercela atau tak beradab. Ya, wajah boleh jadi tampak marah tapi hati tetaplah bersih, kita yakin itu. Ah, andai kita bisa mengulang waktu. Ingin rasanya setiap detik yang berlalu kita selalu dalam kepatuhan dan ketaatan.

Untuk guru-guru kami, dengan penuh ketulusan kami menjurahkan tangan memohon maaf. Maafkan atas segala kesalahan atau dosa yang sengaja atau tidak kami lakukan. Kami mohon doamu selalu. Tetaplah mencintai kami sebagaimana dulu kita selalu bersama. Walau kami yakin sepenuhnya bahwa engkau tak pernah pupus mencintai kami, para santrimu.

Memorial kecil ini hanya mampu menorehkan secuil saja dari semua kenangan indah di sini. Kami tahu benar tak akan mudah melukiskan semua kenangan indah itu. Kami sungguh tak mampu menuliskannya dalam sebuah buku yang utuh. Tapi, yakinlah bahwa kenangan indah itu akan selalu tertanam utuh di lubuk hati kami. Tak akan cacat walau masa terlewatkan zaman.

Akhirnya, doakanlah kami selalu dalam sujud malam kalian, wahai guru-guru kami. Agar kami menjadi anak-anak yang berguna bagi agama kami, orangtua, masyarakat dan orang-orang yang mencintai kami sepenuhnya atas dasar iman. Kami tahu bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan setiap tetes keringat, deru nafas dan kerja keras kalian dalam mendidik kami. Kami pun selalu berdoa semoga Allah selalu mencintai kalian sebagaimana dengan tulus kalian mencintai kami. Amien Ya Robbal ‘Alamiin. (Alland)

0 komentar:

Posting Komentar