Tampilkan postingan dengan label Pena Hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pena Hati. Tampilkan semua postingan
0 komentar

Blog Bikin Penasaran

Ada hal menarik yang saya dapatkan hari senin kemarin (26/5), yakni saat saya menyaksikan betapa bersemangatnya anak-anak kelas tiga dalam membuat blog, sebagai mata ujian praktek TIK di bawah bimbingan Ustadz Nurdin Wahyudi. Tepat setelah usai menunaikan Sholat Dhuhur mereka memulai tugas membuat sebuah blog. Biasanya dijam-jam ini, saya mengajar santri kelas 2 SD, komputer. Namun, karena santri kelas 6 sedang mengadakan tadabbur alam besar dan banyak guru menjadi pendamping, maka para santri lainnya dipulangkan lebih awal dari semestinya. Kebetulan sekali karena tak ada jam mengajar yang lain, saya dapat ikut mendampingi mereka.

Mereka memulai langkah awalnya dengan membuat sebuah account di google. Karena semuanya menggunakan blogger, maka langkah ini menjadi lebih klop. Blogger lebih dipilih untuk memberikan pembelajaran awal tentang edit tag. Diharapkan melalui tahapan ini, para santri akan dapat mengembangkan bakat ngebloknya secara lebih baik. Lalu, mereka dengan tekun mengikuti tahapan-tahapan yang diinstruksikan oleh blogger sampai tercipta sebuah blog.

Sebelumnya, mereka tampak penasaran sekali dengan makhluk yang bernama “blog” itu. “Seperti apa sih tampangnya, apa seperti aku yang keren ini!” seloroh Dyo memancing tanggapan dari teman-temannya. Tapi, sayang selorohan itu tak mendapatkan tanggapan semestinya karena masing-masing telah sibuk dengan urusannya sendiri. Melihat gelagat yang kurang menyenangkan ini, Dyo secara sigap mengambil sikap untuk tak mau ketinggalan. Lalu iapun membulatkan tekad, menghadap kiblat, dan blog itu pun tercipta dalam sesaat. He..he…hebat ya, Dyo. Siapa dulu donk! Dulu siapa?

Membuat blog itu ternyata mudah. Cukup bermodalkan keuletan dan kesabaran, blog yang menjadi idaman itu pun akan tercipta. Hal ini terbukti saat itu juga, setelah mengerti beberapa hal tentang blog yang disampaikan oleh ustadz pembimbingnya, mereka secara antusias berlomba menghias blognya masing-masing. Dari mulai memasang kalender, buku tamu, sampai pada edit html untuk mengganti template default yang disediakan blogger dengan template yang lebih menarik dari para penyedia template gratisan di internet. “Wow, ternyata mengasyikkan juga, ya!” teriak Rizal saat berhasil mengganti templatenya dengan template baru yang diperolehnya dari finalsense, salah satu situs penyedia template gratisan di internet yang terbilang menarik. Mendengar Rizal berhasil mengganti templatenya itu, yang lain tanpa dikomando langsung menyerbunya. Mereka bertanya-tanya “piye carane, zal!, ajarin donk!”. Rizal kemudian menularkan keberhasilannya itu kepada temannya yang lain.

Begitu pula yang terjadi saat Haris berhasil menempatkan “buku tamu” dari shoutmix ke dalam blognya, semuanya pada ribut untuk melihat. Semuanya pada bertanya dan mengerubutinya seperti laron-laron di malam saat terjadi musim hujan. Apalagi saat ia berhasil mendapat sebuah kalender menarik dari free-blog-content atau penyunting jejak pengunjung dari globetrackr yang berhasil ia tampilkan di blognya. Wow, semuanya tampak terpukau dan ramai-ramai mengikuti jejaknya. Seperti halnya Rizal, Haris pun dengan sabar memberikan arahan kepada teman-temannya yang lain. Alhasil, dalam waktu sekejab, mereka berhasil menyulap blog masing-masing dengan tampilan yang lebih menarik dan menawan. Diantaranya kita dapat menyaksikannya di sini atau di sini.

Saking asyiknya bergulat membuat blog, tak terasa waktu telah menjelang senja. Saya pun mesti berpamitan untuk pulang. Meninggalkan mereka yang masih diliputi rasa penasaran yang belum tertuntaskan. Sepanjang perjalanan teringat kembali kejadian-kejadian menarik di lab itu, geli juga mendengar celotehan-celotehan mereka yang penasaran dan gerutu-gerutu kecil karena gagal posting atau saat gagal mengkonfigurasi kode-kode html/javascript ke dalam blog. Ah, sudahlah. Saya pikir mereka akan mampu dengan sendiri menyelesaikan tugasnya hingga sempurna. Kenapa harus bingung? Kan ada internet. Begitu kan yang dikatakan bocah-bocah kecil dalam sebuah iklan “Internet Go To School”nya Telkom, yang sering ditayangkan di televisi itu. Jadi tak usah khawatirlah, kan masih ada hari esok untuk kembali, Insyallah.

Khalid Wahyudin, Bumi Pasir, Mei 2008

read more
0 komentar

Alland-pun Membaitkan Kata

Dalam pengantar “Buku memorial Sembilan,” sebuah buku kenangan bagi kelas sembilan, yang ditulis oleh Rahmad Maulana Ramadhan (Alland, sapaan akrabnya) terdapat ungkapan perasaan yang menyentuh hati. Sayang, kalau tulisan bagus itu dilewati begitu saja. Sebagai guru yang baik (kira-kira begitu) saya mesti mengapresiasi tulisan itu secara baik pula. Maka tanpa ba-bi-bu lagi saya memposting semua tulisan itu sepenuhnya disini sebagaimana aslinya. Tak sedikitpun dikurangi apalagi ditambah.

Menarik! Kenapa saya katakan demikian. Karena buku kenangan tersebut dirancang sendiri oleh anak-anak. Termasuk desain dan tata letaknya (lay out). Mereka mendesain buku kenangan tersebut menggunakan CorelDraw, sebuah program aplikasi desain yang mudah difahami. Urusan desainnya ditangani oleh Danar, selebihnya dibantu oleh Alland.

Danar (Danar Rifa’i, lengkapnya) memang memiliki kemampuan menonjol dalam bidang ini. Maka sudah barangtentu teman-temannya mendaulat dirinya untuk mengurusi perkara ini. Kapan-kapan kalau ada senggang waktu saya akan menuangkan kesan mendalam saya terhadapnya di blog ini. Insya Allah.

Saya pikir semua guru mesti membaca barisan kata yang ditorehkan oleh Alland ini. Sejauh yang saya tahu, ia membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk menyusunnya. Maklum, menulis bagi sebagian kalangan bukanlah hal yang mudah. Tetapi saya mengapresiasi baik tulisan ini sebagai sumbangsih yang mendalam terhadap nilai-nilai moral secara umum. Tulisan yang bagus. Semoga kelak ia dapat mengembangkannya lebih baik lagi. Syukur-syukur menjadi seorang penulis, semoga saja. Amin. Selebihnya silahkan dibaca:

Tulungagung, 28 Juni 2008


Sebuah Pengantar

Hanya karena kasih sayang Allah yang Maha Kuasa dan semangat untuk berbagi dalam suka dan duka, baik bersama atau berpisah, kami dapat merampungkan memorial kecil Alumni SMP Islam Al-Azhaar Tulungagung Tahun Ajaran 2007-2008 ini.

Kami berharap, semoga saja memorial kecil ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun, terutama teman-teman satu angkatan. Paling tidak, memorial kecil ini sedikit memberikan bukti betapa dulu kita pernah bersama mengenyam pendidikan, berbagi suka dan duka, menikmati indah tawa dan getir kecewa. Kita pun tahu, kalau dulu kita sering membuat guru-guru mengurut dada menyaksikan kenakalan kita yang barangkali kelewat batas. Kita tak tahu, betapa cintanya mereka pada para santrinya. Betapa berharapnya mereka akan kebaikan pada diri kita. Walau jujur, ada dari mereka yang tak kita suka. Terkadang omongan pun secara liar bertaburan mengeluarkan aroma tak sedap. Namun, kita sadari bahwa itu bukanlah bentuk kebencian. Tapi hanyalah kekhawatiran kalau kita terjerumus dalam perbuatan yang tercela atau tak beradab. Ya, wajah boleh jadi tampak marah tapi hati tetaplah bersih, kita yakin itu. Ah, andai kita bisa mengulang waktu. Ingin rasanya setiap detik yang berlalu kita selalu dalam kepatuhan dan ketaatan.

Untuk guru-guru kami, dengan penuh ketulusan kami menjurahkan tangan memohon maaf. Maafkan atas segala kesalahan atau dosa yang sengaja atau tidak kami lakukan. Kami mohon doamu selalu. Tetaplah mencintai kami sebagaimana dulu kita selalu bersama. Walau kami yakin sepenuhnya bahwa engkau tak pernah pupus mencintai kami, para santrimu.

Memorial kecil ini hanya mampu menorehkan secuil saja dari semua kenangan indah di sini. Kami tahu benar tak akan mudah melukiskan semua kenangan indah itu. Kami sungguh tak mampu menuliskannya dalam sebuah buku yang utuh. Tapi, yakinlah bahwa kenangan indah itu akan selalu tertanam utuh di lubuk hati kami. Tak akan cacat walau masa terlewatkan zaman.

Akhirnya, doakanlah kami selalu dalam sujud malam kalian, wahai guru-guru kami. Agar kami menjadi anak-anak yang berguna bagi agama kami, orangtua, masyarakat dan orang-orang yang mencintai kami sepenuhnya atas dasar iman. Kami tahu bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan setiap tetes keringat, deru nafas dan kerja keras kalian dalam mendidik kami. Kami pun selalu berdoa semoga Allah selalu mencintai kalian sebagaimana dengan tulus kalian mencintai kami. Amien Ya Robbal ‘Alamiin. (Alland)
read more